TUGAS MANAJEMEN LAYANAN SISTEM INFORMASI 4.4
TUGAS MANAJEMEN LAYANAN SISTEM INFORMASI 4.4
DOSEN : DONIE MARGAVIANTO, SKOM.,MMSI
___________________________________________________________________________________________
Volume Data
RAID (Redundant
Array of Independent Disks) adalah sebuah teknologi di dalam penyimpanan data
komputer yang digunakan untuk mengimplementasikan fitur toleransi kesalahan
pada media penyimpanan komputer (utamanya adalah hard disk) dengan menggunakan
cara redundansi (penumpukan) data, baik itu dengan menggunakan perangkat lunak,
maupun unit perangkat keras RAID terpisah.
Dengan
RAID, data yang disimpan akan dibagi/direplika ke beberapa hardisk secara
terpisah, guna untuk meningkatkan kehandalan data atau bisa juga untuk
meningkatkkan performa I/O hardisk.
Kehandalan
data bisa terpenuhi dengan RAID karena penyimpanan data tidak hanya diletakkan
di beberapa disk. Jika ada disk yang rusak, data akan tetap aman, dan hardisk
yang rusak dapat diganti dengan segera tanpa mempengaruhi eksistensi data.
Peningkatan
performa I/O hardisk bisa terpenuhi karena ketika hardisk melakukan baca/tulis
tidak dilakukan sendiri, tetapi dilakukan bersama-sama dengan hardisk lainnya.
Istilahnya mereka secara gotong royong melakukan tugas. Sebagai contoh, RAID 0
dengan 2 hardisk, jika kecepatan per disk adalah 7200 rpm, maka dengan RAID 0,
kecepatan berlipat ganda, 2 x 7200 rpm = 14400 rpm.
Level-Level Standar RAID
Pada
dasarnya, level standar RAID ada 5. Tetapi seiring dengan perkembangan
teknologi komputer, beberapa level-level baru bermunculan.
- RAID 0 (atau yang disebut juga dengan stripe set atau striped volume),
data akan disimpan terpisah secara merata ke dua hardisk atau lebih, tanpa
informasi parity untuk meningkatkan kecepatan. Parity data di RAID digunakan
untuk memeriksa error hardisk & mendapatkan redundansi data. Jika ada
hardisk yang rusak, secara otomatis RAID akan melakukan rekonstruksi data pada
hardisk yang baru.
Nah, pada RAID 0, parity data tidak ada, sehingga jika ada hardisk yang rusak, maka secara otomatis data akan rusak. Tidak ada redundansi/kehandalan data di level RAID 0. Pada umumnya, RAID 0 digunakan untuk meningkatkan performa baca/tulis saja, atau untuk memperbesar kapasitas simpan, tanpa mementingkan redundansi data.
Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, dengan RAID 0, kecepatan I/O hardisk akan meningkat karena kinerja baca/tulis dikerjakan bersama-sama. Dengan 3 hardisk SATA 7200 rpm, anda akan memiliki performa setara 3 x 7200 rpm = 21600 rpm. Dengan RAID 0, 3 x 1 TB hardisk = 3 TB hardisk! - Dengan
RAID 1, data di hardisk pertama akan
di salin (mirroring) persis sama ke hardisk kedua. Jika anda lebih mementingkan
performa baca & kehandalan data, ketimbang simpan, maka RAID 1 adalah
pilihan yang pas.
Pada RAID 1, jika pada salah satu hardisk terjadi kerusakan, maka data akan tetap aman karena sudah tersalin di hardisk kedua. Jika hardisk yang rusak mendapatkan ganti, maka secara otomatis RAID 1 akan melakukan salinan/mirorring ke hardisk yang baru.
2 Hardisk yang diatur dengan RAID 1, total kapasitasnya hanya seperti memiliki 1 hardisk saja. Jadi semisal 2 x 1 TB hardisk dengan RAID 1, maka kapasitas simpan yang bisa dipakai adalah 1 TB saja.
Kecepatan baca/tulis pada RAID 1 cukup bagus, walau tidak setinggi performa pada RAID 0. Kekurangan RAID 1 hanyalah pada kapasitas simpan saja.
RAID 1 banyak digunakan pada operating system (OS) & transactional database. - RAID 5 menggunakan metode block-level striping dengan data parity
didistribusikan ke semua hardisk. RAID 5 cukup populer karena mampu
menghadirkan redundansi data dengan biaya yang tidak terlalu besar.
RAID 5 memiliki toleransi kerusakan disk hanya satu saja, sama seperti RAID 1. Jadi, jika anda menggunakan 3 x 1TB hardisk, maka kapasitas simpan yang bisa digunakan adalah 2 TB saja, karena 1 TB lainnya digunakan untuk toleransi kerusakan.
RAID 5 memiliki performa baca dua kali lipat lebih cepat, tetapi tidak ada peningkatan pada performa tulis. RAID level ini dianjurkan untuk penyimpanan data, file server, atau untuk backup server. - RAID 10 biasa juga disebut dengan RAID 1+0 atau RAID 1&0, mirip
dengan RAID 0+1, cuma perbedaanya adalah penggunaan level RAIDnya dibalik.
RAID 10 sebenarnya bukan level standar RAID yang diciptakan untuk driver Linux MD. RAID 10 membutuhkan minimal 4 buah hardisk.
RAID 10 adalah kombinasi antara RAID 0 (data striping) dan RAID 1 (mirroring). Memiliki performa baca/tulis & redundansi data tertinggi (memiliki toleransi kerusakan hingga beberapa hardisk).
RAID 10 memiliki toleransi kerusakan 1 hardisk per mirror stripe.
RAID 10 biasanya banyak diimplementasikan pada database, web server & server aplikasi atau server-server yang membutuhkan performa hardisk tinggi. - RAID 50 (atau juga disebut dengan RAID 5+0) merupakan kombinasi
block-level striping dari RAID 0 dengan distribusi parity dari RAID 5. RAID 50
membutuhkan minimal 6 hardisk.
Jika salah satu hardisk dari masing-masing RAID 5 ada yang rusak, data akan tetap aman. Akan tetapi jika hardisk yang rusak tidak segera diganti, dan hardisk dari RAID 5 tersebut ada yang rusak lagi, maka semua data di RAID 50 akan rusak. Penggantian hardisk harus dilakukan agar data tetap terjaga redundansinya.
RAID 50 memilik toleransi kerusakan 1 hardisk per sub-array. Seperti halnya RAID 10, RAID 50 juga memiliki performa baca/tulis & redundansi data tinggi (memiliki toleransi kerusakan hingga beberapa hardisk).
RAID 50 biasanya banyak di implementasikan pada server database, server aplikasi, dan server penyimpanan file.
Komentar
Posting Komentar