ILMU BUDAYA DASAR 1.1
TUGAS ILMU BUDAYA DASAR 1.1
DOSEN : IKA PUJI SAPUTRI
___________________________________________________________________________________________
Ilmu Budaya Dasar dan Kesusastraan
Ilmu
budaya dasar adalah pengetahuan yang memberikan pengetahuan dasar tentang
budaya serta pengetahuan umum tentang konsep yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah - masalah manusia.
kesusastraan
adalah Sastra (Sanskerta: शास्त्र,
shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti
"teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata
dasar śās- yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam
bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada
"kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau
keindahan tertentu.
Menurut
asal-usul kata kesusastraan dapat berarti karangan yang indah.“sastra” (dari
bahasa Sansekerta) artinya : tulisan, karangan. Akan tetapi sekarang pengertian
“Kesusastraan” berkembang melebihi pengertian etimologi tersebut. Kata “Indah”
amat luas maknanya. Tidak saja menjangkau pengertian-pengertian lahiriah tapi
terutama adalah pengertian-pengertian yang bersifat rohaniah. Misalkan,
seseoarang memiliki wajah yang maaf jelek (kurang menarik) akan tetapi orang
lain masih bisa menemukan hal-hal yang indah di dalam sosok tersebut.
Cipta
sastra yang indah, bukanlah hanya karena bahasanya yang beralun-alun dan penuh
irama. Kita harus melihat secara keseluruhan: pada bagian tema, amanat dan
strukturnya. Juga pada nilai-nilai yang terkandung di dalam cipta sastra itu.
Ada beberapa nilai yang harus dimiliki oleh sebuah ciptasastra
ada
beberapa alasan mengapa ilmu budaya dasar sangat penting hubungannya dalam hal
kesuastraan :
1. Sastra menggunakan bahasa.
Sementara itu bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua kegiatan
manusia
2. Sastra juga lebih mudah
berkomunikasi karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi.
Sementara itu filsafat mengunakan bahasa adalah abstraksi. Cinta kasih,
kebahagiaan, kebebasan, dan lainnya yang digarap oleh filsafat adalah abstra.
Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.
3. Sastra juga didukung oleh cerita.
Dengan cerita orang lebih mudah tertarik, dan dengan cerita orang lebih mudah
menemukan gagasan-gagasanya dalam bentuk yang tidak normative.
Nilai-nilai
itu adalah :
·
1. Nilai estetika,
·
2. Nilai moral,
·
3. Nilai
konsepsionil.
Ketiga
nilai tersebut sesungguhnya tidak dapat dipisahkan sama sekali dan saling
berkaitan satu dan yang lainnya. Sesuatu yang estetis adalah sesuatu yang
memiliki nilai-nilai moral. Tidak ada keindahan tanpa moral. Tapi apakah moral
itu? Ia bukan hanya semacam sopan santun ataupun etiket belaka. Ia adalah nilai
yang berpangkal dari nilai-nilai tentang kemanusiaan. Tentang nilai-nilai yang
baik dan buruk yang universil. Demikian juga tentang nilai-nilai yang bersifat
konsepsionil itu. Dasarnya adalah juga nilai tentang keindahan yang sekaligus
merangkum nilai tentang moral. Nilai-nilai estetika kita jumpai tidak hanya
dalam bentuk (struktur) ciptasastra tetapi juga dalam isinya (tema dan amanat)
nya. Nilai moral akan terlihat dalam sikap terhadap apa yang akan diungkapkan
dalam sebuah ciptasastra cara bagaimana pengungkapannya itu. Nilai konsepsi
akan terlihat dalam pandangan pengarang secara keseluruhan terhadap masalah
yang diungkapkan di dalam ciptasastra yang diciptakan.
Sebuah
ciptasastra bersumber dari kenyataan-kenyataan yang hidup di dalam masyarakat
(realitas-objektif).
Akan
tetapi ciptasastra bukanlah hanya pengungkapan realitas objektif itu saja. Di
dalamnya diungkapkan pula nilai-nilai yang lebih tinggi dan lebih agung dari
sekedar realitas objektif. Ciptasastra bukanlah semata tiruan daripada alam (imitation of nature) atau tiruan
daripada hidup (imitation of life)
akan tetapi ia merupakan penafsiran-penafsiran tentang alam dan kehidupan itu (interpretation of life). Sebuah
ciptasatra mengungkapkan tentang masalah-masalah manusia dan kemanusian.
Tentang makna hidup dan kehidupan. Melukiskan tentang penderitaan-penderitaan
manusia, perjuangan, kasih sayang dan kebencian, nafsu dan segala yang dialami
manusia. Dengan ciptasastra pengarang mau menampilkan nilai-nilai yang lebih
tinggi dan lebih agung. Mau menafsirkan tentang makna hidup dan hakekat
kehidupan.
Di dalam kesusastraan Seorang pengarang
berhadapan dengan suatu kenyataan yang ditemukan dalam masyarakat (realitas
objektif). Realitas objektif itu dapat berbentuk peristiwa-peristiwa,
norma-norma (tata nilai), pandangan hidup dan lain-lain bentuk-bentuk realitas
objektif itu. Ia ingin memberontak dan memprotes. Sebelum pemberontakan
tersebut dilakukan (ditulis) ia telah memiliki suatu sikap terhadap realitas
objektif itu. Setelah ada suatu sikap maka ia mencoba mengangankan suatu
“realitas” baru sebagai pengganti realitas objektif yang sekarang ia tolak. Hal
inilah yang kemudian ia ungkapkan di dalam ciptasastra yang diciptakannya. Ia mencoba
mengutarakan sesuatu terhadap realitas objektif yang dia temukan. Ia ingin
berpesan melalui ciptasastranya kepada orang lain tentang suatu yang ia anggap
sebagai masalah manusia.
Pengertian prosa
Prosa
adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme
(rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan
arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin “prosa” yang
artinya“terus terang”. Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan
suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar,
majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.
Jenis-jenis Prosa
Prosa biasanya dibagi menjadi empat jenis: prosa naratif,
prosa deskriptif, prosa eksposisi, dan prosa argumentatif.
5 Komponen dalam prosa lama
1.
dongeng-dongeng
2.
hikayat
3.
sejarah
4. epos
5. cerita
pelipur lara
5 Komponen sastra Baru
1. cerita
pendek
2. roman
/ novel
3.
biografi
4. kisah
5.
otobiografi
Hubungan antara Ilmu Budaya dasar dengan
Kesusastraan
Ilmu Budaya Dasar secara sederhana adalah pengetahuan yang
diharapkan mampu memberikan pengetahuan dasar dan umum tentang konsep-konsep
yang dikembangkan untuk mengkaji masalah manusia dan kebudayaan . Suatu karya
dapat saja mengungkapkan lebih dari satu masalah, sehingga ilmu budaya dasar
bukan ilmu sastra, ilmu filsafat ataupun ilmu tari yang terdapat dalam
pengetahuan budaya, tetapi ilmu budaya dasar menggunakan karya yang terdapat dalam
pengetahuan budaya untuk
pengetahuan
budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya. Sedangkan
ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan
dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep.
Kesimpulanya
Ilmu Budaya
Dasar dalam kesusastraan sangat penting karena dalam ilmu budaya dasar, kesusastraan
adalah suatu isyarat yang indah.“sastra” (dari bahasa Sansekerta) artinya :
tulisan, karangan. Akan tetapi sekarang pengertian “Kesusastraan” berkembang
melebihi pengertian etimologi tersebut. Kata “Indah” amat luas maknanya. Tidak
saja menjangkau pengertian-pengertian lahiriah tapi terutama adalah
pengertian-pengertian yang bersifat rohaniah.
Contoh
suatu keadaan dalam suatu lingkungan misal saja ketika kita melihat suatu mahluk
(luas), dan terdapat sesuatu dari mahluk tersebut yang tidak kita suka, bisa
berupa rupa, bentuk bagian, atau suatu hal yang maaf jelek darinya dalam
konotasi umum, dari hubungan kesusastraan didalam ilmu budaya dasar kita bisa
mematahkan persepsi buruk yang terlintas
tadi apabila kita melihat dari sudut pandang lain, misal kita bisa melihat dari
nilai estetika, kemudian moral dan lain sebagainya.
Komentar
Posting Komentar